- Back to Home »
- puisi »
- Sunter Berduka
Posted by : secawan kopi tubruk
Rabu, 15 Mei 2013
Kini sunter berduka
Mengapa dia berduka?
Dia
merintih
Karena
tubuhnya tak hanya dipaksa menolong manusia
Tapi
dipaksa jadi pengumpul barang-barang hasil buangan
Dia menjerit
Pada
manusia yang tak lagi peduli
Atas dirinya yang tersakiti
Karena buangan limbah pabrik
Yang berdiri disisi tubuhnya
Atas izin yang diberikan
Denagn tanda diatas seumpuk uang seratus
ribuan
Padahal dia telah marah
Karena anak-anak pipit tak tak dapat belajar
terbang
Denagn bebas
didalam asap hitam, menari-nari diawan
seperti apakah dukanya?
Sepanjang sungai mengalir
Selebar langit terbentang
Sedalam samudra
Sebesar harapan terbitnya bintang dilangit
malam
Kapan dia berhenti berduka?
Mungkin ketika melihat nak-anak pipit mulai
terbang, berkembang
Menelusuri langit usaha
Tuk menggapai harapan dan cita-cita
Tentang indonesia bermasa depan
(Jakarta, 2004)